Senin, 19 September 2011

Benarkah Sering Minum Soda 

Bisa Merusak Ginjal?

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Minuman soda menjadi kegemaran banyak orang karena rasanya yang enak dan menyegarkan. Tapi tahukah Anda bahwa kegemaran minum soda bisa merusak ginjal?

Jika ginjal berfungsi dengan baik, sekitar 200 liter darah difilter melalui organ ini setiap hari dan ginjal akan mengeluarkan sekitar 2 liter urine. Ginjal berfungsi menghasilkan hormon yang mengontrol produksi sel darah merah baru dan membantu untuk mengatur tekanan darah.

Filter kecil pada ginjal yang disebut nefron memisahkan produk limbah dari darah dan mengembalikan elektrolit seperti fosfor, natrium dan kalium kembali ke aliran darah dalam jumlah yang benar.

Bila Anda minum terlalu banyak soda maka bisa menyebabkan gagal ginjal. Bahkan, bila Anda sudah memiliki masalah dengan ginjal, bahan kimia dan mineral dalam soda dapat memberi tekanan ekstra pada ginjal yang sudah rusak dan mempercepat masalah ginjal, menurut Columbia University.

Minum dua botol soda atau lebih setiap hari dapat meningkatkan risiko penyakit ginjal kronis, seperti dilansir Mayoclinic, Sabtu (17/9/2011). Kebiasaan minum soda akan mengekspos nefron dalam ginjal karena adanya tekanan dari kafein, natrium dan mineral lainnya.

Peningkatan tekanan darah karena terlalu banyak kafein juga dapat merusak kapiler di nefron ginjal. Selain itu, terlalu banyak fosfor atau kalium akan membuat ginjal rusak dan menyebabkan masalah serius lainnya termasuk aritmia jantung.

Tak hanya itu, kelebihan kalsium mempercepat keluarnya urine yang dapat membentuk batu ginjal pada sistem kemih Anda. Kandungan oksalat pada soda juga mempromosikan pembentukan kalsium oksalat, komponen umum dari batu ginjal.

Hanya mengurangi minum soda tidak serta merta akan mencegah batu ginjal. Tetap terhidrasi dengan baik dapat mengeluarkan limbah dari tubuh sebelum terbentuk deposit batu ginjal. Perbanyak minum air putih secara teratur sepanjang hari, setidaknya enam sampai delapan gelas.


(mer/ir)

Minggu, 18 September 2011

Bangunan yang berbentuk tugu ini tingginya kira-kira setinggi orang dewasa,berada pada lingkaran taman Jetayu sebelah selatan, bertuliskan MYLPAAL kalau membaca tulisan itu sepertinya berbahasa Belanda dari kata Myl dan Paal, Myl adalah satuan panjang ( 1 mil sama dengan 1, 609 km) sedangkan Paal artinyaa tiang. Sehingga dapat diartikan sebagai titik nol Kota Pekalongan (menurut penuturan Drs. Soeparno. E.P)
Tugu  titik nol Kota Pekalongan ini berada di depan kantor eks karesidenan Pekalongan. Di Seputaran itu terdapat bangunan-bangunan kuno yang menjadi bukti bahwa di daerah itu pusat pemerintahan  dan masih tampak berdiri dengan kokohnya, seperti halnya Kantor Pos, Gedung sekolah (sekarang SMPN 01), Gereja, Gudang Exim, Gedung Pertemuan Umum (GPU), Gedung yang pernah digunakan kantor Balai kota, Lembaga Pemasarakatan, Klenteng, pasar Banjarsari, terus ke arah barat ada pengadilan negeri, dan ke utara ada Lembaga Pemasarakatan  juga dengan pantai (boom).
Tugu titik nol itu terlihat ada cat yang menutupi tulisan-tulisan dari anak-anak yang suka iseng, mungkin tidak tahu maksud dan tujuan tugu itu dibiarkan berdiri  di situ  sejak jaman pemerintah Hindia Belanda?, sebab apakah titik nol itu masih digunakan sebagai titik nol kota Pekalongan ataukah sudah tinggal sejarah saja? Apakah titik nol itu diartikan sebagai titik tengahnya atau titik pusat pemerintahaan Pekalongan waktu itu. Lalu timbul pertanyaan misalnya jarak dari Pekalongan -  Semarang apakah dimulai dari nol kilometer pada tugu tersebut? Sayangnya Bapak Drs. Soeparno EP yang pernah menuturkan itu kepada penulis, beliau sekarang sudah meninggal, dan siapa yang bisa menjelaskan hal itu secara benar? Saya mengharapkan masukannya, ....

Jumat, 09 September 2011

Mengantuk adalah sebuah kenikmatan, ketika manusia tidak diberi warning mengantuk kemudian tiba-tiba tidur, waaah....tidak kebayang jika para pengendara tiba-tiba tidur saat mengemudikan kendaraannya, padahal arus lalu lintas padat merayap.
Nikmatilah saat mengantuk sebagai pengantar tidur, jangan memaksakan untuk bertahan melek.
Walaupun duduk di atas ban mobil dan bergelantung bersama sepeda motor, sungguh nikmaaaaat...

Senin, 05 September 2011

Suasana Halal Bi Halal Keluarga Besar Bapak H. Fadholi pada hari Ahad, 4 September 2011di rumah H. Pramujiyanto M.Dh. 

Sabtu, 03 September 2011

Ampun tuanku..., bebanku terlalu berat.
minal aidin wal faizin , mohon maaf lahir batin tuanku,  senyampang masih hari baik bulan baik,  bulan syawal kita kembali ke fitrah-Nya.

Kapan ya  bisa beli helm? 

Kamis, 01 September 2011

CATATAN KECIL KE-2
 Nama adalah sebutan untuk sesuatu, sehingga satu dengan lainnya mudah untuk dipilah dan dipilih sesuai dengan kelompok nama atau jenisnya.

Biasanya pemberian nama dihubungkan dengan keadaan  atau harapan dari pemberi nama, sehingga nama tersebut sudah menjadi sebuah pilihan.
Pada saat anak lahir, orang tuanya sudah memberi nama sesuai dengan keadan atau harapan dari orang tua, tetapi kadang dalam perjalanan hidup mempunyai suatu kendala biasanya berhubungan kesehatan atau nasib sehingga nama anak tersebut diganti, dengan harapan sesuai dengan keinginan dan harapan orang tua.

Lalu muncul pertanyaan  mengapa nama daerah atau suatu wilayah banyak dihubungkan dengan air (cai atau ci dalam bahasa Sundanya, dan banyu untuk bahasa Jawa), kali (sungai) , rawa (daerah berair)

Saya sangat tertarik dengan tatanama itu seperti di daerah Jawa Tengah yang berdekatan dengan Jawa
Barat banyak  daerah yang menggunakan nama dengan awalan Ci yang diartikan sebagai air, misalnya :
Cilandak, Cibaduyut, Cirebon, Citandui, Cisedane, Cibubur, Cibodas, Cikotok, Ciliwung, Cileduk, Cileunyi, Cikarang, Cimande, Cimanuk,  dan banyak lagi lainnya.
Daerah Jawa Tengah wilayah barat juga banyak yang menggunakan awalan Ci untuk menamakan daerah seperti : Cilacap, Cilongok, Cikura, Cibilur-Bumiayu.

Nah untuk nama yang berhubungan dengan air (banyu dalam bahasa Jawa), air sama dengan way seperti Banyuurip, Banyubiru, Waykambas

Berkaitan dengan kali atau sungai seperti :
Kalijambe, Kaliurang, Kalirambut, Kaliboyo, Kalimantan, Kalibening, Kalinyamat,Kali Pepe-Solo,  sedangkan yang berhubungan dengan daerah rendah atau berair (rawa) misalnya: Rawacacing, Rawabebek, Rowoyoso, Rawamangun, Rawakembu, Rawapucang.
Air merupakan sumber kehidupan bagi mahluk hidup baik manusia, hewan maupun tumbuhan sehingga betapa pentingnya air bagi kehidupan maka penamaan itu banyak dihubungkan dengan air atau daerah berair seperti sungai dan rawa.

(silakan kalau anda akan melengkapi nama-nama yang berhubungan dengan hal tersebut, sekaligus menyempurnakan tulisan saya, terima kasih.
(prm)

catatan kecil


CATATAN KECIL KE-1
Dalam bahasa Indonesia kadang muncul beberapa hal yang menimbulkan sebuah pertanyaan, hal itu terjadi apa karena secara kebetulan atau memang sudah menjadi kesepakatan oleh para ahli dan pendahlu pakar bahasa Indonesia.


Dari sebuah percakapan itulah muncul pertanyaan, bahwa sebagian (yang berarti tidak semuanya) bahwa suatu kata dasar pada bahasa Indonesia yang berawalan konsonan B, maka dalam bahasa Jawa akan ditemukan  kata dasar itu berawalan huruf W 

Hasil catatan dari pengamatan,  terbukti bahwa kata-kata tersebut dapat ditampilkan :
Bahasa Jawa ke bahasa Indonesia misalnya:

wader=bader
waja=baja
wakul=bakul
walang=belalang
wales=balas
walik=balik
wangun=bangun
wangwa=bara
warah=badak
warta=berita,
watu = batu, 
 watuk = batuk,
wengi=bengi
wicak=bijak
 wicara = bicara,
widuri=biduri,
wiji = biji,
wilah=bilah
 wilangan =bilangan,
wisa=bisa (racun),
wit=batang
 wit=batang, .
wulan=bulan
wuluh=buluh
wungkus=bungkus
wuta=buta,
.(silakan anda lengkapi asal sesuai dengan keadaan yang ada dan benar menurut kaidah bahasa Indonesia)

Sekilas penuturan itu huruf W-->B apakah secara kebetulan, ataukah itu diambil dari bahasa Jawa asli, sehingga harus mengalami perubahan..

(prm)